TANDURASA (Pertanian Terpadu Rakyat Sleman) Berbasis Smart Farming

TANDURASA (Pertanian Terpadu Rakyat Sleman) adalah program pelatihan manajemen kelembagaan agribisnis yang digagas oleh Janu Muhammad, Erni Vida Aina, Birgitta Purnama, Syofia Agustini, dan Yossi Ahmad Falah, SDG Certified Leader – Program Kepemimpinan SDGs, Angkatan IV pada tahun 2023.

Target penerima manfaat Program Tandurasa adalah 25 anggota kelompok yang terdiri dari Petani Milenial (10 orang) Gapoktan (5 orang), dan Kelompok Wanita Tani/ KWT (10 orang) di Kalurahan Margorejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman.

TANDURASA bertujuan untuk memperbaiki tata kelola kelembagaan kelompok tani sehingga dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, pendapatan, dan memastikan keberlanjutan program menuju kemandirian komunitas penerima manfaat dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

Bergerak dengan semangat untuk membantu percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) nomor 1,2,3,5,8,10,12,16,dan 17. Tandurasa saat ini tidak hanya aktif sebagai pemberi pelatihan manajemen kelembagaan agribisnis namun telah berkembang sebagai program yang membuka kesempatan magang, kunjungan (field trip), aktif dalam memberikan edukasi melalui kanal sosial media.

Pada tahun 2023, Tandurasa terpilih sebagai Proyek Sosial Pemuda 2023 oleh Pertamina Foundation dan mendapatkan dukungan sebesar $3000 USD (Rp 50.000.000)  dan 1 set greenhouse untuk penanaman bibit Melon Taj Mahal.

Di bulan Juni 2024, Tandurasa memiliki 21 mahasiswa magang dan menghasilkan omzet 2x panen sebesar 15.000.000 rupiah dari hasil penjualan melon dan keuntungan ini sepenuhnya diberikan kepada petani pengelola untuk meningkatkan kesejahteraan petani setempat. Tandurasa saat ini memiliki 2 Green House Hidroponik.

Kedepannya Tandurasa berharap dapat menjalin kerja sama multipihak dengan CSR perusahaan/BUMN, penambahan panel surya untuk energi alternatif, dan menjadi P4S (pusat pelatihan pertanian terpadu) dan agroeduwisata berkelanjutan di Yogyakarta.

  • Organisasi:

  • Tujuan SDGs:

  • Periode: Desember 2023 – December 2024

  • Dana:

    50000000,-

  • Lokasi:

Pada tahun 2021 berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Sleman terdapat 2.414 kepala keluarga (KK) miskin, dan angka kemiskinan mencapai 12,79%. Kalurahan*) Margorejo merupakan kalurahan dengan jumlah Kepala Keluarga dan warga miskin terbesar di Kapanewon Tempel (11,80%). Mayoritas warga miskin di Tempel dan Margorejo bekerja sebagai petani dan buruh tani. Komoditas salak yang menjadi andalan sudah tidak memiliki nilai ekonomi karena nilai jual yang rendah, sehingga perlu pengembangan komoditas baru yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Adapun komoditas yang dikembangkan adalah tanaman hortikultura seperti melon, cabe, terong, pare, dan timun.

Kementerian Pertanian melaksanakan Program Petani Milenial yang menaruh perhatian pada partisipasi orang muda usia 19 sampai dengan 39 tahun untuk menjadi petani modern lewat penguasaan IPTEK. Di Kalurahan Margorejo, terdapat kelompok petani milenial yang menjadi bagian dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam mengelola Demonstration plot (Demplot) pertanian hortikultura. Namun, jumlah anggota petani milenial yang aktif mengelola Demplot Margorejo mengalami penurunan dari 25 menjadi 10 orang. Sebagian petani milenial masih menganggap profesi petani identik dengan kemiskinan.

Demonstration Plot (Demplot) yang difasilitasi oleh Pemerintah Kalurahan Margorejo dan swadaya masyarakat diharapkan menjadi Sentra Pemberdayaan Petani dalam upaya menurunkan angka kemiskinan bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Petani Milenial, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kalurahan Margorejo.

Saat ini kami menilai bahwa Kelembagaan kelompok tani di Kalurahan Margorejo belum terorganisir dengan baik, kondisi ini disebabkan belum adanya penguatan kelembagaan dan pembagian tugas antar anggota yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah anggota kelompok yang berada di Demplot ini terutama dari petani milenial, yang semula berjumlah 25 orang saat ini menjadi 10 orang. Belum optimalnya Demplot ini berakibat pada masih tingginya jumlah rumah tangga miskin yang sebagian besar bermata pencaharian petani di Kalurahan Margorejo. Masalah ini telah tervalidasi berdasarkan hasil observasi tim TANDURASA ke lokasi pada Tanggal 17 Juli 2023.

Memahami permasalahan dan urgensi pada paparan di atas, TANDURASA (Pertanian Terpadu Rakyat Sleman) hadir sebagai program pelatihan manajemen kelembagaan agribisnis bagi 25 anggota kelompok yang terdiri dari Petani Milenial (10 orang) Gapoktan (5 orang), dan Kelompok Wanita Tani/ KWT (10 orang) di Kalurahan Margorejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman. TANDURASA bertujuan untuk memperbaiki tata kelola kelembagaan kelompok tani sehingga dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, pendapatan, dan memastikan keberlanjutan program menuju kemandirian komunitas penerima manfaat dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

Tujuan program ini antara lain:

1) Lahan pertanian menjadi produktif: Menghasilkan komoditas unggulan dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
2) Keberlanjutan akses permodalan: Jaringan pembeli/buyer/offtaker, serta jaringan lintas sektoral untuk memajukan pertanian terpadu setempat: CSR perusahaan, pemerintah, pariwisata, komunitas petani milenial, dan sebagainya.
3) Memperkuat keterampilan manajerial dan kepemimpinan para petani milenial, anggota Gapoktan, serta kelompok wanita tani.
4) Membangun tata kelola pendampingan, pemasaran, dan business matching pertanian terpadu dengan para pembeli/buyer atau perusahaan. Dengan demikian, kelembagaan pertanian terpadu handal secara bisnis dan sosial.
5) Diversifikasi produk pertanian: Produk hortikultura yang punya nilai jual tinggi melon, timun, cabe, terong, pare. Untuk perikanan bisa dengan ikan lele dan gabus dengan sistem bioflok. Sebagai pembeda dengan tempat lain akan dibuat replikasi budidaya lebah madu serta wisata pertanian terpadu berupa panen hasil pertanian.

Tahapan proyek meliputi: Pendataan, Perumusan solusi, Sosialisasi proyek, Pembuatan modul Pelatihan, Kampanye Petani Milenial, Pendataan peluang pendanaan usaha dengan CSR dan pembeli/buyer , Monitoring dan evaluasi. Monitoring dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan pelatihan melalui kuesioner ataupun wawancara lisan.

Sebanyak 25 orang telah mengikuti pelatihan manajemen kelembagaan agribisnis, pengolahan cabe. Modul pelatihan telah dibuat sebagai referensi baru untuk anggota kelompok tani. Dengan dukungan dari CSR Pertamina, telah terbangun 1 greenhouse hidroponik, produk olahan sambal cabe, serta anggota yang lebih solid dalam memajukan kelompok tani.

Saat ini Program Tandurasa telah mendapatkan bantuan sebesar Rp 47,014,800 ($3000 USD) dan 1 set greenhouse. Tandurasa beroperasi dengan 10 relawan.

Sebuah pertanian terpadu dapat menunjang terwujudnya pertanian berkelanjutan dengan mengintegrasikan antara peran teknologi untuk inovasi berbagai produk. TANDURASA menjadi salah satu contoh karya yang memadukan kolaborasi Pentahelix sehingga semua pihak memiliki peran untuk mewujudkan tujuan-tujuan proyek ini.

Informasi kegiatan lebih lanjut, dapat mengakses
https://www.linkedin.com/pulse/tandurasa-melangkah-menuju-tujuan-pembangunan-dalam-syofia-agustini/?originalSubdomain=id

Proyek TANDURASA dapat diadopsi di daerah lain dengan penerapan kelembagaan tani yang profesional, berbasis Smart Farming, dan zero waste.

Janu Muhammad (Project Leader)
janu.muhammad2@gmail.com