PELITA Madrasah sebuah inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan praktik pengajaran di Madrasah, melampaui fokus tradisional pada recitasi Quran. Proyek ini dilaksanakan di Balai Desa Sukabakti pada tanggal 5-6 Agustus 2023. PELITA Madrasah mengundang sebanyak 20 guru dari 6 Madrasah untuk memperkaya teknik pengajaran mereka melalui pelatihan storytelling dan public speaking. Pelatihan ini didukung oleh Wildlife Conservation Society (WCS) yang juga menyediakan pelatih untuk program tersebut. Selain pelatihan, siswa-siswa dari Madrasah juga mendapat hiburan melalui Perpustakaan Keliling dan Duta Literasi. Setelah pelatihan, para guru diberikan beasiswa untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris gratis.
PELITA Madrasah diinisiasi oleh SDG-Certified Leader Angkatan ke-IV Program Kepemimpinan SDG. Program ini dilaksanakan pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2023 di Garut, Jawa Barat dan didukung oleh empat mitra utama, yaitu enam Madrasah, Primary English, Duta Literasi (Duta Literasi Muda), dan Kepala Desa.
PELITA Madrasah diikuti oleh 20 guru dari 6 Madrasah di wilayah setempat. Program PELITA Madrasah menawarkan dua program utama yaitu: pertama, pengajaran teknik storytelling sebagai metode pengajaran tambahan di Madrasah yang didukung oleh Wildlife Conservation Society (WCS). Metode storytelling memberikan kesempatan kepada guru untuk menambah keterampilan dan topik pelajaran di Madrasah yang sebelumnya hanya terfokus pada pengajaran Quran semata, namun bertambah menjadi pengajaran terkait kesadaran lingkungan dan wawasan sosial yang bertemakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Kedua, menanamkan budaya membaca kepada murid-murid Madrasah setempat melalui Perpustakaan Keliling yang didukung oleh Kepala Desa dan Duta Literasi Muda Garut. Paska program, 20 guru peserta mendapatkan beasiswa untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris bersama Primary English selama 2 bulan sebagai bentuk apresiasi atas upaya dan kerja keras guru dalam mengikuti Program PELITA Madrasah.
Pada pra-pelaksanaan, program telah melakukan dua survei untuk mengumpulkan informasi dan kebutuhan dari komunitas Madrasah. Dengan dilaksanakannya survei ini membantu tim pelaksana untuk mengetahui permasalahan dan memetakan solusi untuk menunjang pembelajaran di enam Madrasah.
Paska kegiatan, guru-guru menggunakan teknik pengajaran storytelling di Madrasah masing-masing dan secara aktif mengajarkan wawasan lingkungan serta memberikan pendampingan kepada siswa/i yang mengikuti lomba storytelling. Pendampingan ini telah menghasilkan hasil yang luar biasa dengan keberhasilan beberapa siswa/i sebagai pemenang kompetisi storytelling di daerah mereka.
Dampak
Manfaat yang diamati selama kunjungan menunjukkan bagaimana pelatihan dua hari membantu para guru untuk mempelajari teknik pengajaran baru (misalnya storytelling dan pembuatan cerita yang mengintegrasikan pelajaran), pemikiran keberlanjutan, serta peningkatan keterampilan presentasi dan public speaking mereka.
Teknik Pengajaran: Sebelum pelatihan PELITA Madrasah, para guru menggunakan pendekatan tradisional di mana mereka menjelaskan subjek secara langsung dan fokus pada perspektif teoretis. Setelah pelatihan, para guru dilengkapi dengan teknik pengajaran baru seperti storytelling dan teknik untuk mengingat nama siswa. Mereka diharuskan mempersiapkan cerita dan media untuk menyampaikannya (buku cerita, roleplay, intonasi). Teknik-teknik ini terbukti berguna karena dapat menarik minat siswa dalam pelajaran.
Pemikiran Keberlanjutan: Sebelumnya, para guru hanya fokus pada pembacaan dan pengkajian Quran. Melalui pelatihan, mereka diperkenalkan dengan pemikiran keberlanjutan seperti pentingnya konservasi satwa liar dan manajemen sampah. Hal ini berguna untuk diintegrasikan ke dalam pelajaran, sehingga ada diversifikasi materi pelajaran dan siswa diperkenalkan untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Setelah pelatihan dan penerapannya, mereka mengamati perubahan perilaku siswa yang kini lebih sadar akan dampak perilaku mereka terhadap lingkungan.
Keterampilan Public Speaking: Para guru juga sangat menghargai keterampilan public speaking yang diajarkan selama pelatihan. Keterampilan ini sangat penting terutama bagi guru-guru baru yang seringkali merasa tidak nyaman dalam membagikan pengetahuan mereka dan memiliki kepribadian yang introvert. Keterampilan public speaking ini juga berkontribusi pada peningkatan kepercayaan diri para guru.
Keberlanjutan
Kedepannya, untuk memastikan keberlanjutan proyek, tim PELITA Madrasah berencana untuk melibatkan Duta Literasi (Duta Literasi Muda) dalam melanjutkan pelaksanaan proyek ini dan memasukkannya sebagai bagian dari program tahunan mereka. Dengan cara ini, dana dan sumber daya manusia dapat terjaga untuk keberlanjutan program.
Pendanaan
Anggaran yang direncanakan untuk proyek ini adalah 21.250.000 rupiah. Dana yang berhasil diperoleh adalah 15.000.000 rupiah dari Wildlife Conservation Society (WCS). Untuk menutupi kekurangan dana, strategi proyek adalah dengan mencari dukungan dalam bentuk barang (in kind support) dan melakukan investasi pribadi.
Rekomendasi:
Para penerima manfaat dari proyek ini berharap agar durasi pelatihan bisa diperpanjang sehingga lebih banyak keterampilan yang bisa ditransfer. Mereka juga merekomendasikan agar proyek ini melibatkan lebih banyak guru, khususnya dari sekolah-sekolah umum, dan menggunakan venue Pendopo di tingkat kabupaten. Dengan melibatkan lebih banyak guru, para penerima manfaat saat ini merasa akan lebih bermanfaat untuk bertukar ide dan praktik terbaik serta memperluas jaringan mereka.
Proyek TANDURASA dapat diadopsi di daerah lain dengan penerapan kelembagaan tani yang profesional, berbasis Smart Farming, dan zero waste.
Janu Muhammad (Project Leader)
janu.muhammad2@gmail.com
Copyright © 2022 SDG Academy Indonesia